Sepenggal cerita, sedikit kisah, apa yang kulihat, yang semua tak terbendung hanya sampai di otak --- Selamat datang di blog pribadi Hendra Deni Saputra Naibaho

article terbaru

Selasa, 02 Februari 2016

Dua Februari Dua Ribu Enam Belas



Dear calon masa depanku..

Hari ini, malam ini, terbukaku lagi tulisan-tulisan cinta kita. Setahun hubungan kita, dinda tulis surat cinta yang romantis. Beberapa kali kubaca, seketika itu jg hatiku tersentuh. 

Terimakasih ya dinda buat cinta ini. Bahagia, ceria, banyak pelajaran yang bikin kita semakin dewasa. 

Ada bagian dari tulisan dinda yang kubaca soal LDR kita dulu. Sedih bacanya, ingat dl kita jadian langsung LDR. Dinda bilang pengen bisa kayak otang lain pacaran, bisa jalan-jalan, sama-sama terus, bisa cerita-cerita langsung bukan dari handphone. Tapi sekarang kita bisa wujudkan itu ya yang. Sudah hampir setahun juga kita dekat gini. Udah banyak cerita kita sama ya dinda. Senang, sedih, lucu, horror, pokoknya banyak hari-hari kita sama.

Aku gak mau bayangin sampai kapain kita bisa dekat gini, yang aku tau aku mau menikmati masa ini sebanyak-banyaknya dengan dinda. 😊

Dinda, sehat-sehatlah kita ya, supaya bisa sama-sama kita kejar mimpi kita.

Terimakasih ya dinda buat cinta dinda yang besar buat aku. Aku sayang dinda, sayaaaaaang kali. Semoga Tuhan memimpin hubungan kita ini ya, selamananya.. (amin)

Love you banyak-banyak huyeee-huyeeeekuuuu

Rabu, 06 Januari 2016

andai "dia" punya telepon disana...

Sekilas saat kuberjalan, menapaki tiap detik hidup ini. Hidupku yang katanya mulai dewasa dan mandiri. Tak terhapus sedikit kerinduan saat terintas dipikiranku sosok yang sudah lama tak tersenyum padaku. Kalau diingat dulu, dia pergi tanpa permisi dariku. Sedih. Pedih.

2011, waktu itu aku masih di kota perantauan perdanaku, Medan. Saat belum selesai harapan kami untuk perantauanku ini, dia pergi. Bahkan tak ada lambaian tangan darinya saat tinggalkanku.

Teringat saat terakir pertemuan kami. Kompak, mesra. Bagai sobat kental kutepuk tangannya memberi semangat untuk berjuang melawan deritanya. Dia pun memberi semangat, pelukan untuk modal perjuanganku di kota perantauan, jauh darinya. Kesamaan kami saat itu, kami sama-sama sedang berjuang. Dia berjuang demi hidupnya, kuberjuang demi hari ini dan senyuman singkatnya.

Sebentar lagi genap 5 tahun, tak ada sosok itu. Semoga beliau tersenyum disana seperti aku sekarang tersenyum kala mengenang semua kebaikannya.

Teringat saat ulangtahunnya yang ke-52 dulu. Kami pertama kalinya memberinya kue ulangtahun. Tapi bukan itu yang berkesan bagiku. Saat hari ulangtahunnya malah dia yang memberi kami hadiah. Kami diberinya baju baru. Memang, luar biasa pribadinya. 

Terkadang saat kurindu dulu sesaat setelah kepergiannya, aku selalu mengirimkan sebuah sms ke nomor handphone-nya. Lucu memang, tapi itu sedikitnya aku bisa curahkan rinduku dengannya. 

Sampai sekarang, aku sering berandai jika dia membawa handphone ke sorga sana, aku ingin sekali meneleponnya tiap saat. 

Aku sangat bersyukur punya anugerah itu, salah satu anugerah dari Tuhan, memiliki ayah sepertinya... Aku sayang padanya.. 😊


Salam kerinduan,
anak Pak Naibaho

sponsor