Sepenggal cerita, sedikit kisah, apa yang kulihat, yang semua tak terbendung hanya sampai di otak --- Selamat datang di blog pribadi Hendra Deni Saputra Naibaho

article terbaru

Minggu, 30 Oktober 2011

Si Tinus membuka mataku tentang Papua....!!

Belum lama ini aku dan beberapa teman sekelasku berkenalan dengan salah satu adik stambuk kami di Fakultas Ekonomi Unika St.Thomas Medan. Sekian banyak adik stambuk yang kukenal baru ini yang paling berkesan menurutku. Namanya Agustinus. Apa yang membuatnya berkesan?? Agustinus berasal dari tanah Papua. Wow..!! Ini orang pertama yang kukenal secara langsung dari pulau paling ujung di timur Indonesia itu. Sekilas Tinus tak berbeda secara fisik dengan orang-orang Papua yang kulihat di TV, dia memiliki wajah khas Papua dan kulit yang agak gelap. Yang agak menggelitik adalah dia punya janggut di wajahnya, walaupun dia lebih muda usianya di bandingkan aku. hehehe....

Itu sekilas yang kulihat dari fisiknya, tapi aku semakin tersentuh setelah bercengkrama dengannya lebih jauh. Tak seperti bayanganku yang berpikir kalau orang timur itu tutur katanya keras, tutur kata Tinus bahkan lebih lembut dibandingkan semua orang yang pernah kukenal. Akupun bertanya pada Tinus, "Suara kamu memang pelan begitu ya,Tinus? Saya pikir orang Papua suaranya keras." Demikian tanyaku dengan logat Papua yang kubuat-buat. Tapi dia dengan tersenyum menjawab,"Saya memang begini bicaranya dari dulu. Tapi kalau kita berbicara dengan sesama Papua kita suara pun keras." Dan satu kutipannya yang membuatku membuka mata tentang Papua adalah jawabannya yang satu ini;
"Kita di Papua orangnya lembut-lembut"
 Wow, selama ini pikirku Papua itu keras seperti Tanah Batak ini. Banyak cerita yang disampaikan oleh Tinus kepada kami tentang Tanah Papua-nya. Dia bercerita tentang geografis alam di Papua. Ternyata walaupun Papua adalah pulau pegunungan, tapi ternyata menurut pengakuan Tinus, iklim di Papua sama dengan iklim di Medan ini. Terkadang panas, terkadang hujan. Dia juga bercerita tentang negara tetangga kita Papua New Guinie. Dia bercerita kalau kita mendaki ke puncak gunung di kota tempat tinggalnya [Wamena] kita sudah bisa melihat perkotaan dari negara tetangga kita itu. Diceritakannya Wamena adalah kota seperti kuali yang kotanya di cekungan pegunungan-pegunungan tinggi. Tinus kemudian kutanyai tentang hobinya selama disana. Dia bilang kalau dia suka bermain Sepakbola. Tim kesukaannya dengan tegas dan lantang langsung meneriakkan "PERSIPURA". Wah, ini menunjukkan masih kuatnya rasa cinta tanah kelahiran disana, berbeda dengan sekarang di Tanah Batak yang kini putra-putrinya sudah banyak yang malu mengakui darah Batak mengalir di tubuhnya.

Aku tanya Tinus, "Kamu orang suka main gitar?" Tinus bilang,"Oh, iya... Saya paling suka main gitar, tapi gitar Papua." Tanyaku lagi, "Apa bedanya,Tinus??" Tinus bilang lagi sambil tersenyum, "Kalau kita punya gitar di Papua senarnya sampai 12, paling sedikit 2 senar." Waah, gimana cara mainnya ya itu gitar pikir kami. Hehehe. Lalu temanku yang namanya Mika juga bilang kalau orang Papua itu suka dan jago berdansa, Tinus pun mengiyakan. Rupanya di Papua punya budaya menari dansa di setiap acara-acara di daerahnya. Sudah bisa kubayangkan,hehehe.....

Menurut cerita Tinus, di Papua makanan khasnya adalah sagu dan jagung. Wah, ini dia yang sering masuk berita. Sering ada gizi buruk disana karena krisis pangan yang sering terjadi di Tanah Papua. Ceritanya lagi ternyata memang benar masih ada sistem masyarakat berburu di pedalaman Papua. Ini jadi bukti masih tertinggalnya Tanah Papua ini. Tenang Tinus, nanti kalau kita sudah jadi presiden dan mentri kita bangun Papua-mu ya....... :)

[HDSN/hdsn]

0 komentar:

Posting Komentar

sponsor